MAKALAH
HAKIKAT
DAN ETIKA LINGKUNGAN
Makalah
Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Pengetahuan Sosial
Dosen Pengampu : Siti Maisaroh, S. E. M.Pd.
Disusun
Oleh:
Anggun Hermiati
Khasanah (11144600043)
Marsudi
Eko Prasetyo (11144600050)
Vivin
Ardiana (11144600053)
KELAS : A2-11
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI
YOGYAKARTA
2012
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya, makalah dengan judul “Hakikat
dan Etika Lingkungan” ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Dalam
penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapatkan bantuan, saran, bimbingan, dan dukungan
baik moral maupun materi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan
ini penulis mengucapan terima kasih kepada :
1. Siti Maisaroh, S. E. M.Pd., selaku pembimbing yang telah membimbing kami dalam penyususunan makalah ini.
2. Orang tua dan keluarga yang selalu memberi dukungan.
3. Teman - teman PGSD UPY serta semua pihak
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis
menyadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan
masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan ilmu dan wawasan penulis.
Oleh
karena itu, kritik dan saran sangat diharapkan demi perbaikan makalah. Semoga makalah ini bermanfaat.
Yogyakarta, 2 Oktober 2012
Penulis
HAKIKAT
DAN ETIKA LINGKUNGAN HIDUP
Lingkungan
atau lingkungan hidup adalah segala sesuatu (benda, keadaan, situasi) yang ada
di sekeliling makhluk hidup dan
berpengaruh terhadap kehidupan (sifat, pertumbuhan, persebaran) makhluk hidup
yang bersangkutan.
Lingkungan
dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Lingkungan hidup alami, adalah lingkungan hidup
yang telah ada di alam tanpa memperoleh gangguan atau dimodifikasi oleh
manusia. Lingkungan hidup alami terdiri atas:
a. Lingkungan biotik, adalah segala
makhluk hidup, mulai mikroorganisme sampai dengan tumbuhan, hewan dan manusia.
Lingkungan ini sering pula dinamakan lingkungan organik.
b.
Lingkungan abiotik, adalah segala kondisi yang terdapat di sekitar makhluk
hidup yang bukan organisme hidup, seperti batuan, tanah, udara(cuaca dan iklim),
air, cahaya matahari dan sebagainya. Lingkungan ini sering disebut lingkungan
anorganik.
Di dalam lingkungan
hidup alami terdapat hubungan saling mempengaruhi antara komponen abiotik
dengan biotik. Komponen abiotik berupa batuan, tanah, air, udara (cuaca dan
iklim) mempengaruhi keberadaan organism di suatu wilayah. Keberadaan tumbuhan
dan pertumbuhannya sangat dipengaruhi oleh kondisitanah, cuaca, dan iklim.
Tumbuhan sayuran sangat baik pertumbuhannya di daerah pegunungan yang suhunya
dingin dan tanah vulkanik yang subur. Sebaliknya, tumbuhan palma (kelapa, nipah
dan lain-lain) sangat baik pertumbuhannya didaerah pantai yang bersuhu panas
(megaterma). Komponen biotik juga mempengaruhi abiotik. Sebagai contoh, suhu
udara dipengaruhi oleh keberadaan tumbuhan. Jika kita berada di daerah yang
banyak tumbuhannya, maka udara akan terasa lebih nyaman.
Antarkomponen biotik maupun antarkomponen abiotik
juga saling mempengaruhi. Keberadaan tumbuhan mempengaruhi keberadaan hewan di
suatu wilayah. Di daerah dengan tumbuhan yang beragam memungkinkan hewannya
juga beragam. Seperti halnya dalam lingkungan abiotik, dalam lingkungan abiotik
juga terjadi proses saling mempengaruhi. Tanah dipengaruhi oleh iklim, dan
batuan atau bahan induk. Demikian halnya dengan air yang keberadaannya
dipengaruhi oleh kondisi curah hujan, tanah, dan batuan.
- Lingkungan
hidup binaan/buatan, mencakup lingkungan buatan manusia yang dibangun
dengan bantuan atau masukan teknologi, baik teknologi sederhana maupun
teknologi modern. Manusia menyadari bahwa lingkungan memiliki interaksi
antarkomponen dan juga keterbatasan kemampuan (daya lenting) lingkungan.
Usaha manusia untuk “memperpanjang usia” lingkungan hidup dikenal dengan
penciptaan lingkungan hidup binaan yaitu berusaha membentuk ,
memodifikasi, atau mengelola lingkungan hidup. Tujuannya agar lingkungan
hidup dapat normal kembali seperti semula yaitu memiliki keseimbangan
ekologi.
Prinsip penciptaan lingkungan hidup binaan misalnya
melakukan reboisasi hutan, melakukan pengolahan air limbah agar bersih kembali
dan aman jika dibuang ke sungai. Contoh yang sederhana dalam penciptaan
lingkungan binaan misalnya penanaman pohon di lingkungan komplek perumahanagar
udaranya lebih segar, terlihat asri dan nyaman. Seharusnya manusia terus
menerus melakukan upaya lingkungan binaan. Namun kebanyakan, manusia tidak
melakukannya sehingga banyak terjadi kerusakan lingkungan dimana-mana. Hutan
lebat seenaknya dibabat tanpa berusaha menanam pohon penggantinya. Air bersih
dipakai untuk dalam industri tekstil tetapi setelah tercemar, air tersebut
dibuang seenaknya ke sungai sehingga mencemari lingkungan. Kegiatan manusia
yang tidak menciptakan lingkungan binaan mengakibatkan dampak negatif terhadap
lingkungan alam . Bagaimana agar tidak rusak, manusia perlu merencanakannya
dengan baik setiap akan membangun bangunan atau membukahutan agar tidak
mengganggu kelestarian lingkungan alami. Jika lingkungan binaan manusia tidak
mampu mengembalikan keadaan lingkungan alami, lambat laun akan mempengaruhi
keadaan lingkungan sosial budaya manusia.
- Lingkungan
sosial budaya, merupakan lingkungan hidup manusia yang melakukan interaksi
dengan sesamanya. Lingkungan sosial
budaya tidak terlepas dari lingkungan alam. Banyak kerusakan alam akibat
interaksi antar manusia yang negatif, contohnya peperangan yang
mengakibatkan kerusakan alam secara langsung. Kerusakan alam lainnya
akibat interaksi antar manusia yang negatif seperti longgarnya aturan
penegakan hokum bagi perambah hutan dan penjarah. Contohnya, peristiwa
peristiwa penjarahan hutan Sancang Garut, selama ribuan tahun Leuweung
atau Hutan Sancang adalah hutan konservasi yang tidak dapat dilalui
manusia. Tetapi karena kondisi politik yang tidak stabil hutan tersebut
habis dijarah oleh masyarakat. Lingkungan hidup ini dapat membentuk
lingkungan hidup binaan tertentu yang bercirikan perilaku manusia sebagai
makhluk sosial. Hubungan antara individu dan masyarakat sangat erat dan
saling mempengaruhi serta saling bergantung.
Bentuk interaksi sosial yang dapat disaksikan oleh
kita dalam lingkungan kehidupan sehari-hari hanya ada dua kelompok besar yaitu
bentuk interaksi yang bersifat asosiatif dan yang bersifat disosiatif. Bentuk
asosiatif adalah interaksi sosial yang cenderung menimbulkan dampak untuk
saling kerjasama, saling menghargai, dan saling memberi dan menerima. Adapun
bentuk disosiatif menimbulkan persaingan, pertentangan, dan pertikaian. Bentuk pertentangan bermacam-macam mulai dari
pertentangan pribadi, pertentangan rasial, pertentangan antar kelas-kelas
sosial, pertentangan politik, dan pertentangan yang bersifat internasional.
Semua kondisi pertentangan menimbulkan keadaan lingkungan sosial yang tidak
nyaman. Diantara berbagai komponen lingkungan, berlangsung proses interaksi
antara satu dengan lainnya. Lingkungan alam (biotik dan abiotik) akan membentuk
lingkungan hidup sosial budaya dengan ciri atau corak tertentu, demikian
sebaliknya. Sebagai contoh pada suatu daerah yang lingkungan alamnya berupa
pegunungan akan membentuk lingkungan sosial budaya tertentu berupa kehidupan
petani dengan berbagai adat istiadat, norma dan niai yang dianutnya. Kondisi
tersebut berbeda dengan lingkungan sosial budayanya dengan masyarakat di daerah
pantai yang berorientasi pada laut.
Komponen sosial budaya juga akan mempengaruhi
komponen abiotik maupun biotiknya. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia
memanfaatkan lahan dan hutan untuk kegiatan pertanian maupun non pertanian.
Semakin maju suatu masyarakat, semakin intensif pemanfaatannya. Tingkat
kerusakan yang ditimbulkannya juga akan berbeda. Masyarakat yang telah maju
teknologinya cenderung untuk mengeksploitasi sumber daya alam lebih besar
karena dorongan kebutuhan yang semakin besar dan beragam serta didukung oleh
kemampuan teknologinya. Masyarakat sederhana, cenderung mampu mempertahankan
kelestarian lingkungannya karena adanya norma dan nilai tertentu yang
diterapkan dalam menjaga kelestarian lingkungannya.
Komponen abitok juga berinteraksi dan saling mempengaruhi
dengan komponen biotik. Tumbuhan dipengaruhi oleh komponen iklim, air, tanah,
dan komponen abiotik lainnya. Kondisi iklim, air, tanah juga dipengaruhi oleh
kondisi tumbuhannya. Daerah yang berhutan, biasanya mampu menyimpan air dan
menjaga udaranya tetap sejuk. Begitu pula dengan hewan yang persebaran dan
pertumbuhannya dipengaruhi oleh komponen-komponen abiotik seperti air, udara
(suhu, kelembapan dan lain-lain), kondisi tanah dan lain-lain. Dalam
interaksinya dengan lingkungan alamnya, manusia menempati posisi yang dominan
karena manusia dikaruniai kemampuan budaya melebihi kemampuan makhluk-makhluk
lainnya. Dengan kemampuan budayanya itu manusia mampu mengubah permukaan muka
bumi. Tentu sjaa tiap kelompok masyarakat memiliki tingkat budayanya masing-masing.
Masyarakat yang telah maju dengan teknologi tinggi mampu memanfaatkan
lingkungan bagi kemakmuran hidupnya. Kebalikannya, kelompok manusia yang
kemampuan budayanya masih terbatas, pemanfaatan sumber daya lingkungannya juga
terbatas.
Pada dasarnya
manusia dapat bertahan hidup karena kebutuhannya dipengaruhi oleh komponen-komponen lingkungan hidup. Sejak
dalam kandungan ibunya, lahir, bahkan sampai meninggalpun kita masih juga
memerlukan bantuan komponen-komponen lingkungan diluar manusia. Jadi, kalau kita
ditanya apakah manfaat lingkungan hidup, berikut ini merupakan manfaat
lingkungan hidup:
- Udara
untuk keperluan pernapasan, tidak akan ada manusia yang dapat bertahan
hidup tanpa bantuan udara.
- Air
untuk keperluan minum, mandi serta kegiatan kolektif seperti pengairan
sawah dan pembangkit listrik. Bahkan saat ini, air bersih sudah menjadi
benda ekonomi.
- Tumbuhan
dan hewan untuk keperluan pemenuhan kebutuhan protein hewani dan nabati
serta penghasil oksigen. Kalau kita makan, tidak cukup hanya nasi saja,
akan tetapi perlu sayuran dan lauk pauk. Dari manakah sayuran dan lauk
pauk itu kita peroleh? Tentu saja dari alam lingkungan kita. Selain untuk
sumber makanan, tumbuhan dan hewan dapat juga dijadikan sumber tenaga dan
kesenangan. Di daerah-daerah tertentu, masihkah kalian suka melihat sapi
atau kerbau dijadikan sebagai penarik bajak di sawah, kuda untuk menarik
delman dan dijadikan sarana olah raga berkuda. Perlu juga kita sadari,
bahwa oksigen yang kita hirup setiap saat dari udara, sebagian besarnya berasal
dari tumbuhan dalam proses fotosintesis, dan sebaliknya gas karbondioksida
yang dihasilkan dari pernapasan kita akan digunakan oleh tumbuhan untuk
fotosintesis pula.
- Lahan
untuk keperluan mendirikan prasarana pribadi maupun sosial. Rumah tempat
tinggal yang kita gunakan untuk melindungi diri dari panas dan hujan,
serta fasilitas seperti gedung-gedung pemerintahan, olah raga dan gedung
pertokoan senuanya kita bangun di atas lahan. Tidak hanya sebatas itu
saja, cobalah kalian tengok ke daerah pedesaan, lahan menempati peran yang
sangat penting, sebab diatas
lahanlah mereka para petani melakukan aktifitas rutinnya. Bahkan kalau
kita meninggalpun, kita akan dikubur pada lahan
Apa yang akan terjadi jika lingkungan kita rusak?
Kerusakan lingkungan pada akhirnya akan berdampak negative bagi manusia dan
makhluk hidup lainnya. Bayangkan, jika udara yang kita hirup adalah udara yang
sudah tercemar. Udara yang kita hirup akan masuk melalui saluran pernapasan dan
mengganggu fungsi dari alat-alat pernapasan kita seperti hidung, tenggorokan,
dan paru-paru. Udara yang mengandung bahan-bahan pencemar juga dapat masuk ke
dalam darah dan mengganggu jaringan syaraf.
Apa yang
terjadi jika lingkungan perairan kita tercemar limbah? Air limbah yang tercemar
akan sangat berbahaya jika dikonsumsi oleh manusia. Makhluk hidup dalam air
seperti ikan, kerang dan lain-lain akan menyimpan bahan-bahan pencemar yang ada
dalam air di dalam tubuhnya. Pada gilirannya jka manusia memakan ikan atau
makhluk air lainnya, bahan-bahan pencemar itu akan menumpuk dalam tubuh
manusia. Akibatnya, dapat menimbulkan berbagai macam penyakit kulit, kanker,
kecacadan pada balita dan lain-lain.
Karena itu, kita wajib menjaga fungsi dari
masing-masing komponen lingkungan agar fungsinya tetap dapat mendukung
kehidupan, termasuk kehidupan manusia. Bayangkanlah jika komponen-komponen
tersebut mengalami kerusakan, maka pada akhirnya manusia juga yang akan merasakan
dampak negatifnya. Bencana alam yang terjadi seperti banjir dan kekeringan
umumnya adalah karena ulah manusia yang tidak bertanggungjawab bukan hanya
karena proses alamiah. Hutan yang berfungsi menjaga pasokan air di musim
kemarau akhirnya tidak mampu lagi menjaga fungsinya tersebut karena telah
ditebang untuk kepentingan pertanian dan permukiman. Akibatnya pada musim hujan
hanya sedikit air yang diserap oleh tanah dan sebagian besar dialirkan ke
sungai dan menyebabkan banjir.
Berikut ini merupakan
konsep-konsep lingkungan hidup yang terdiri dari empat konsep:
1.Determinisme
lingkungan
Lingkungan menentukan perilaku kehidupan manusia sehari-hari. Pernyataan ini menimbulkan teori atau anggapan bahwa tempat-tempat tertentu secara geografis menentukan pola perilaku kehidupan manusia (nurani pesimis). P. Gorrou (seorang ahli dari Geografi manusia) meneliti mengapa daerah-daerah tertentu tidak dapat berkembang dibanding daerah lain.
Lingkungan menentukan perilaku kehidupan manusia sehari-hari. Pernyataan ini menimbulkan teori atau anggapan bahwa tempat-tempat tertentu secara geografis menentukan pola perilaku kehidupan manusia (nurani pesimis). P. Gorrou (seorang ahli dari Geografi manusia) meneliti mengapa daerah-daerah tertentu tidak dapat berkembang dibanding daerah lain.
2.
Posibilisme lingkungan
Paham ini bertentangan dengan paham sebelumnya dimana alam tidak menentukan tapi banyak memberikan kemungkinan-kemungkinan (menentang konsep determinisme lingkungan). Paham ini dapat dikategorikan sebagai paham nurani optimis.
Paham ini bertentangan dengan paham sebelumnya dimana alam tidak menentukan tapi banyak memberikan kemungkinan-kemungkinan (menentang konsep determinisme lingkungan). Paham ini dapat dikategorikan sebagai paham nurani optimis.
3.
Monoisme lingkungan
Paham yang menyatu dengan lingkungan. Manusia sedikit banyak terpengaruh pada lingkungan, baik itu pengaruh baik ataupun pengaruh buruk. Manusia berada dalam suatu lingkaran kehidupan kemampuan manusia.
Paham yang menyatu dengan lingkungan. Manusia sedikit banyak terpengaruh pada lingkungan, baik itu pengaruh baik ataupun pengaruh buruk. Manusia berada dalam suatu lingkaran kehidupan kemampuan manusia.
4.
Dualisme lingkungan
Alam dapat dikuasai, dieksplorasi, dan dieksploitasi oleh manusia. Manusia berada diluar lingkungan sehingga ia dapat leluasa berbuat terhadap lingkungan. Hal inilah yang menimbulkan konflik terhadap budaya masyarakat local yang menganut monoisme lingkungan.
Alam dapat dikuasai, dieksplorasi, dan dieksploitasi oleh manusia. Manusia berada diluar lingkungan sehingga ia dapat leluasa berbuat terhadap lingkungan. Hal inilah yang menimbulkan konflik terhadap budaya masyarakat local yang menganut monoisme lingkungan.
Isu-isu kerusakan lingkungan menghadirkan persoalan
etika yang rumit. Karena meskipun pada dasarnya alam sendiri sudah diakui
sungguh memiliki nilai dan berharga, tetapi kenyataannya terus terjadi
pencemaran dan kerusakan. Keadaan ini memunculkan banyak pertanyaan. Apakah
manusia sudah melupakan hal-hal ini atau manusia sudah kehilangan rasa cinta
pada alam? Bagaimanakah sesungguhnya manusia memahami alam dan bagaimana cara
menggunakannya? Etika lingkungan merupakan pedoman untuk bertingkah laku
positif terhadap lingkungan dan perlu diwujudkan dalam tingkah laku kita
sehari-hari.
Prinsip-prinsip etika lingkungan:
1. Prinsip tidak merugikan (The Rule of
Nonmaleficence), yakni tidak
merugikan lingkungan, tidak menghancurkan populasi spesies atau pun
komunitas biotik.
2. Prinsip tidak campur tangan (The Rule of
Noninterference), yakni tidak memberi hambatan kepada setiap organisme.
3. Prinsip kesetiaan (The Rule of Fidelity),
yakni tidak menjebak, menipu, atau memasang perangkap terhadap makhluk hidup
untuk semata-mata kepentingan manusia.
4. Prinsip keadilan (The Rule of Restitutive Justice), yakni mengembalikan apa yang
telah kita rusak dengan membuat kompensasi.
Etika lingkungan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
- Etika
ekologi dalam, adalah pendekatan terhadap lingkungan yang melihat
pentingnya memahami lingkungan sebagai keseluruhan kehidupan yang saling
menopang sehingga semua unsur mempunyai arti dan makna yang sama. Etika
lingkungan ini menurut perhatiannya dibagi menjadi empat:
a. etika lingkungan neo-utilitarisme, merupakan
pengembangan etika utilitarisme yang menekankan kebaikan untuk semua,
ditunjukan untuk seluruh makhluk hidup.
b. etika lingkungan zoosentrisme, merupakan eika
yang menekankan perjuangan hak-hak binatang, etika ini juga disebut etika
pembebasan binatang
c. etika lingkungan biosentrisme, merupakan etika
lingkungan yang lebih menekankan kehidupan sebagai standar moral.
d. etika lingkungan ekosentrisme, merupakan sebutan
untuk etika yang menekankan keterkaitan seluruh organisme dan anorganisme dalam
ekosistem.
2. Etika ekologi dangkal, merupakan pendekatan
terhadap lingkungan yang menekankan bahwa lingkungan sebagai sarana untuk
kepentingan manusia yang bersifat antroposentris. Etika ini dapat digolongkan
menjadi dua yaitu:
a. etika antroposentris yang menekankan segi
estetika dari alam, bahwa etika lingkungan harus dicari pada aneka kepentingan
manusia, secara khusus kepentingan estetika.
b. etika antroposentris yang mementingkan
kesejahteraan generasi penerus mendasarkan pada perlindungan atau konservasi
alam yang ditujukkan untuk generasi penerus manusia.
3. Etika pelestarian, merupaka etika yang menekankan
pada mengusahakan pelestarian alam untuk kepentingan manusia.
4. Etika pemeliharaan, dimaksudkan untuk mendukung
usaha pemaliharaan lingkungan untuk kepentingan semua makhluk.
Masalah- Masalah Lingungan Hidup
1.
Pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran tanah, dan pencemaran suara
2.
Penyalahgunaan IPTEK sehingga dapat menyebabkan pencemaran dan kerusakan
lingkungan
3.
Penebangan mangrove di pantai secara berlebihan sehingga menimbulkan abrasi
4.
Limbah pabrik dan rumah tangga menyebabkan penduduk sekitarnya terkena penyakit
kulit
5.
Eksploitasi SDA secara berlebihan
6.
Kelaparan dan gizi buruk banyak terjadi di daerah-daerah yang kering atau tidak
subur
7.
Kurangya kepedulian masyarakat terhadap kebersihan lingkungan, sehingga
menyebabkan banyaknya lingkungan kumuh diperkotaan dan dipedesaan
8.
Pergeseran lahan aakibat dari praktik-praktik pemanfaatan lahan yang buruk
Perangkat
Pengelolaan Lingkungan
- Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
AMDAL
merupakan telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak penting dari suatu
usaha atau kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup dimana hasilnya
sangat berkepentingan dan diperlukan dalam suatu proses pengambilan keputusan.
Penelaahan dampak penting dari aktivitas atau kegiatan pembangunan merupakan
hal pokokyang mendominasi kegiatan studi AMDAL.
- Upaya
Pengelolaan Lingkungan (UKL)
UKL
merupakan perangkat preventif dalam pencegahan dan penanggulangan lingkungan
yang merupakan dokumen yang dibuat pada fase perencanaan suatu kegiatan
pembangunan/proyek, sebagai kelengkapan memperoleh perizinan. Dibuat untuk proyek-proyek
pembangunan yang secara potensial menimbulkan dampak lingkungan atau
proyek-proyek yang dampak penting sudah dapat diatasi dengan teknologi yang ada
serta skala kegiatannya kecil.
Dalam
kegiatan pembangunan maka beberapa asas ekologi yang harus diperhatikan antara
lain:
- Sumber
alam dalam bumi tidak tak terbatas jumlah dan ukurannya. Jumlah sumber
alam di dalam bumi relative konstan dan hamper tak pernah bertambah. Oleh
sebab itu, harus dihindari pemborosan SDA
- Ekosistem
asli umumnya mantap, dan mampu kembali ke dalam kondisi keseimbangannya
setelah mengalami gangguan alami. Setiap pembangunan yang merubah
lingkungan akan mampu dipulihkan kembali oleh lingkungan apabila
pemanfaatan tidak melampaui batas atau daya dukungnya. Ini berarti kemampuan
daya dukung lingkungan harus diperhatikan dalam setiap kegiatan
pembangunan.
- Dalam
proses pengaliran energi dari satu komponen ke komponen yang lain, selalu terjadi penghamburan.
Akibatnya energi berubah dalam bentuk panas yang akan meningkatkan suhu
lingkungan, dan kemudian tak akan bermanfaat dalam bentuk apapun. Oleh
karena itu, harus dihindari penghamburan energi dalam proses pengaliran
energi dari suatu komponen ke komponen yang lain.
Usaha
Pelestarian Lingkungan
1. Peraturan
mendukung pelestarian lingkungan hidup
2. Usaha
konservasi di berbagai tingkat
3. Pelestarian
SDA
DAFTAR PUSTAKA
Anjani, Eni dkk. 2009. Geografi untuk Kelas XI SMA. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional
Syamsuri, Istamar dkk. 2007. Biologi untuk SMA Kelas X Semester II. Malang: Erlangga
Udin S. Winataputra dkk. 2009. Materi dan Pembelajaran IPS SD. Jakarta: Universitas Terbuka
_____Konsep
Lingkungan Hidup. Diunduh tanggal 4 Oktober 2012 dari
_____Etika Lingkungan Hidup.
Diunduh tanggal 4 Oktober 2012 dari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar